Baru 3 Tahun AT-FM mampu membawa perubahan besar bagi Kabupaten Banggai.

mataSMS.com —Lahir di tengah krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19, pemerintahan Amirudin Tamoreka dan Furqanuddin Masulili (AT FM) mampu membawa perubahan besar bagi Kabupaten Banggai.

Keduanya dilantik di Palu, Selasa 8 Juni 2021, saat kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat masih sangat ketat, tidak hanya di Luwuk, namun di seluruh wilayah Indonesia.

Krisis kesehatan ini berdampak terhadap berbagai sektor kehidupan masyarakat, termasuk di bidang ekonomi.

Namun, selepas pandemi, terutama sejak PPKM dicabut 30 Desember 2022, pemerintahan Amirudin Tamoreka – Furqanuddin Masulili langsung tancap gas.

Berbagai sektor yang “mati suri” akibat dampak pandemi secara perlahan mampu dibangkitkan kembali.

Tahun pertama pemerintahan AT FM dilakukan sinkronisasi program lintas perangkat daerah.

Terutama, dalam penanggulangan kemiskinan, melalui inovasi Tumis Ikan Teri (tuntaskan kemiskinan melalui kegiatan terintegrasi) di Tahun 2022.

Crosscutting program penanggulangan kemiskinan ini dilakukan melalui tiga strategi utama, yakni menurunkan beban pengeluaran, meningkatkan pendapatan, dan pengurangan kantong-kantong kemiskinan.

Upaya menurunan beban pengeluaran dilakukan 4 OPD sebagai eksekutor, yakni Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas PMD, dan Dinas Ketahanan Pangan.

Dinkes Banggai, misalnya, melalui pengelolaan jaminan kesehatan masyarakat dengan penerima manfaat sebanyak 119.773 orang dan didukung anggaran sekitar Rp 55 miliar.

Disdikbud dengan program berupa bantuan beasiswa bagi 30.349 siswa kurang mampu, baik di tingkat SD dan SMP dengan anggaran senilai Rp 7,596 miliar.

Sementara Dinas PMD berupa bantuan langsung tunai (BLT) dana desa sebesar Rp 58,804 miliar untuk 15.799 KPM.

Untuk strategi peningkatan pendapatan dikeroyok delapan OPD. Antaranya Dinas Koperasi, Dinas PMD, Dinas Peternakan, Dinas TPHP, Dinas Perikanan dan lainnya.

Sedangkan, strategi pengurangan kantong-kantong kemiskinan sedikitnya melibatkan tiga OPD, yakni PUPR, Disperkimtan, dan Dinsos.

PUPR Banggai melalui program penyediaan air minum dan sanitasi, Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan melalui program pembangunan dan rehabilitasi rumah layak huni.

Sementara Dinsos melalui program bantuan sosial, seperti bantuan peralatan keterampilan kerja dan bantuan bahan bangunan rumah layak huni.

Hasilnya, angka kemiskinan Kabupaten Banggai menurun sebesar 0,50 persen dari 7,83 persen tahun 2021, menjadi 7,33 persen tahun 2022.

Langkah awal AT FM melalui program tersebut sejatinya boleh dibilang berhasil.

Sebab, dari tahun ke tahun, angka kemiskinan di Kabupaten Banggai mengalami penurunan.

Hal menarik, beragam program dan kegiatan yang telah direncanakan dapat dieksekusi dengan baik dalam tiga tahun pemerintahan Amirudin Tamoreka dan Furqanuddin Masulili. Ini, tak lepas dari dukungan anggaran yang dari tahun ke tahun juga mengalami kenaikan, bahkan melonjak hampir dua kali lipat dibanding periode sebelumnya.

Keberhasilan kepemimpinan AT FM dapat dilihat dari kenaikan fiskal atau kemampuan melakukan pembiayaan.

Awal menjabat, AT FM mewarisi APBD dari pemerintahan sebelumnya sebesar Rp 1,9 Triliun. Kemudian tahun 2022 naik menjadi Rp 2.2 triliun; tahun 2023 menjadi Rp 2.4 Triliun dan tahun 2024 menjadi Rp 3.166 Triliun.

Dalam perencanaan, tahun 2025 mendatang, diperikirakan APBD Banggai akan menyentuh angka Rp 3,3 Triliun.

Kenaikan APBD itu memberikan dampak besar dalam menggenjot pembangunan.

Perbaikan infrastruktur, misalnya, mengalami peningkatan.

Sebagai contoh, panjang jalan yang dilakukan rehabilitasi ringan, sedang maupun berat, bertambah sekitar 300 km.

Data menyebutkan, panjang jalan di Kabupaten Banggai mencapai 1.178,46 km.

Tahun 2020, panjang jalan dalam kondisi baik 419,87 km. Dua tahun kemudian, panjang jalan dalam kondisi baik 443,103 km pada tahun 2022.

Dari data, tahun 2022, jalan dengan kondisi sedang sepanjang 307,508 km, rusak 214, 055 km, dan rusak berat 213,793 km.

Juga terjadi peningkatan belanja jalan usaha dan jalan kantong produksi.

Selain program pemberdayaan yang juga mengalami peningkatan, penerimaan P3K terbukti meningkat signifikan pada tahun 2023, mulai dari tenaga kesehatan, tenaga guru dan tenaga teknis lainnya.

Tahun 2024 di mana formasi tenaga teknis lainnya cukup banyak, tentunya akan berdampak baik bagi anak-anak daerah Kabupaten Banggai.

Hal lain yang mengalami peningkatan yakni kenaikan TPP/Tukin bagi ASN daerah; data menyebutkan, pagu TPP tahun pertama AT FM menjabat sekitar Rp 178,132 miliar, meningkat sangat signifikan dibanding pagu TPP tahun 2018 yang hanya Rp 143,318 miliar.

Demikian halnya dengan tunjangan pemdes dan BPD yang juga mengalami kenaikan. Hal lainnya yang mengalami peningkatan yakni santunan rumah ibadah, insentif pengurus rumah ibadah maupun kegiatan keagamaan.

Juga dilakukan perbaikan fasilitas-fasilitas perkantoran yang ada sebagai wujud peningkatan layanan kepada masyarakat.

Ini dapat dilihat dari pembangunan kantor OPD yang sebelumnya tak memiliki kantor permanen hingga rehabilitasi kantor OPD dalam skala besar maupun kecil.

Di luar enam poin tersebut, masih banyak program kegiatan yang telah dilakukan AT FM.

Kepemimpinan AT FM patut diapresiasi dan dilanjutkan. Dalam periode singkat, tiga tahun pemerintahan, keduanya mampu membawa Kabupaten Banggai menuju daerah yang lebih maju.

Meski di awal pemerintahan keduanya, berbagai daerah, termasuk Luwuk Banggai melakukan berbagai pembatasan kegiatan akibat pandemi Covid-19. ***

Pos terkait